nggak apa-apa” Sahutnya juga agak salah tingkah. sih.. Bokepindo jangan terlalu bernapsu” Dia mendorongku aku terduduk di pinggiran bak semen. dah Ibu” aku berkata tanpa pikir panjang. lakukan lagi” Aku berkata kepadanya. Diluar dugaanku di tidak menghindar atau meronta namun sebaliknya dia menyambut ciuman hangatku dan membalasnya. Raut mukanya tampak kelihatan merah. Tapi hasratku untuk bertindak lebih jauh semakin berkecamuk. “Aku sudah menduga kamu dari kejadian tadi malam, tapi kamu harus tahu bahwa Ibu sudah bersuami dan lagi Ibu kan sudah tua” Dia mencoba menyadarkan aku. ah” Dia berkata sambil merintih menahan nikmat. “Iya Bu Nia” jawabku sambil masuk ke bilik. bles.. Kepala Bu Nia terdongak keatas dan kulihat bibir bawahnya. Kebetulan sekali sebab aku merasa lelah karena sehari sebelumnya ada kegiatan di kampus. Sambil memberikan senter aku berkata, “Saya tunggu disini ya Bu Nia, ini senternya hati-hati jalannya agak licin” “Iya..




















