“Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertuaku. “Tapi buu, Tomy rasanya emoh pisah sama ibu”. Bokep tobrut Tangan kiri ibu, aku tuntun untuk memegang penisku. Ibu mertuaku memandangku dengan tanpa berkedip. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Gede banget rasane. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Tangan kirinya memegang pantatku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando penisku. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. “Buu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh”. Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan Riris istriku, dan juga ayahku mertua yang baik hati.

