Daripada suntuk diam dirumah, tadi malam aq menyeleseaikan kerjaan yg masih menumpuk. Bokep Kantorku tak lama lagi keliatan di kelokan depan, kurang lebih 200m lagi. Masih melongo.“Tolong itu jendelanya direptin sedikit…” katanya lagi.“Ini…? Shit! Dadaku mulai berdegup lagi. Tdk perlu diantar. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Begini saja daripada repot-repot. Dadaku tiba-tiba berdegup-degup.“Bang, Bang kiri Bang..!”Semua penumpang menoleh ke arahku. Jakarta yang panas membuatku kegerahan di dalam angkot. “Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”
Ia berdiri. Sudahlah. Aq menggelepar.“Sst..! Esoknya, dari rumah kuitung-itung waktu. Aq jelas mendengarnya dari sini.Kembali ruangan sepi. Ah segar. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Duduk di tepi dipan. Ia tdk membalas tapi lebih ramah. Lalu mengangkang.“Aq sudah tak tahan, ayo dong..!” ujarnya merajuk.Saat kusorongkan Penis menuju memeknya, ia melenguh lagi.“Ah..
