Ya, rasa persaudaraan! Bokep colmek Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan Pak Marsan beralih menyingkap gaunku dan meremas kedua buah pantatku. Oh..inikah surga dunia… Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar. Sementara kulihat celana dalam nylonku terlempar ke sudut ruangan dekat kulkas. Kumisnya yang tebal terasa geli mengais-ngais hidungku. Itulah yang dapat kugambarkan. Ditekannya pantatnya hingga batang kemaluannya semakin ketat menempel di belahan pantatku. Aku masih tengkurap saat tubuh telanjangku ditindih tubuh telanjang Pak Marsan. “Ib.. Pak…ouchh..” Aku mendesis saat bibir Pak Marsan menelusuri gundukan bukit kemaluanku. Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala Pak Marsan menyeruak di sela-sela pahaku dan mulutnya yang rakus mencium dan menyedot-nyedot liang vaginaku dari arah belakang. Atas kebijakan pimpinan aku selalu dikawal satpam jika hendak pulang. Aku sudah tak peduli kalau Pak Marsan itu adalah anak buahku.




















