Please jangan di dalem aku turutin apa mau kamuhh…aahhh!” aku memelas. Bokep rusia Aku terdiam di ujung tempat tidur memandang dirinya yang memasang rantai pintu kamar.Situasi ini tampak berbahaya. Takut dia punya penyakit kelamin, takut hamil, takut dia main kasar. Kupompa penis itu agar terus-menerus menyundul rahimku. Dia pun tidak mengirimkan pesan apa-apa lagi hingga shift kerjaku berakhir jam 6 sore….“Belum pulang, bu dokter?” seniorku menegur aku yang sedang melamun memandang ke luar jendela, ke arah cafe tempat dia berada.“Eh, iya sebentar lagi Dok,” jawabku sambil memasukkan perlengkapan makeup ke dalam tas.“Tumben kamu dandan cantik banget sore ini? Tampak puas sekali melihat kondisiku yang sekarang. masih perawan?” tersimpan keterkejutan yang luar biasa dalam pertanyaannya.Itulah kenapa selama ini aku takut.




















