Kutatap matanya dan ”sssttt..”, jari telunjuk kanan kuletakkan di bibirnya. Lidahku makin intens menyerang vagina luar dan dalamnya. Bokepindo ”sekarang..mandi yang beneran”. Bentar..ambil sandal dulu”. Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. Sejak Tina bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi. ”Emm..ya udah kalo kamu yang minta gitu”, jawabku.Entah mengapa aku merasa canggung saat akan membuka kaosku, Padahal tidak ada orang lain. Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat-geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Kembali air mengguyur tubuh belakangku, sebanyak 3x. Mendengar itu serangan makin kufokuskan. Cairan lavanya makin keluar. Letak meja makan dengan kamar pembantu hanya 3 meteran. ”Nggaklah..jangan. Cari camilan di meja makan, mencari apa yang bisa dimakan untuk menemani kesibukan ngenet.Rumah adikku tipe agak kecil, jadi jarak antar ruangan agak dekat.




















