Ah, Jay. Bokep indo viral Bukan gadis yang berhak masuk dalam katalogku. Aku memang malas kuliah, aku harus mengakuinya. Aku tertawa kecil. Aduh. “Maaf, Ray.”
“Hanya maaf?” Gertakku sambil mengguncang kerah bajunya. Jangan katakan lagi. Jay, kenapa dia bisa setenang itu, kenapa seakan ia tidak mau melihat apa yang sedang terjadi?“Ray, aku sayang kamu,” Chie memelukku dengan kedua lengannya. Sementara kurasakan cubitan jari-jari mungil itu di pipiku.Malang, pukul 01:15 WIBAku menikmati udara malam pegunungan ini, seakan-akan aku sendirilah yang memegang peranan hantu dalam kegelapan ini. Kenapa dengan itu?”
Chie terdiam sesaat, menghentikan gerakan ballpoint di tangannya. Aku mengenalnya sejak pertama kali kuliah. “Seandainya saja pikiran kita sudah lebih terbuka, mungkin Indonesia sudah kehabisan perawan. “Entahlah..” sahutku lirih.Jay bangkit berdiri, menuju ke sudut ruangan dan mengangkat gagang telepon. Selalu seperti ini.Rumah Chie terlihat sedikit gelap.




















