Kemudian ia menutup pintu kamar kosnya. Bokepindo “AAHH..!!”.Kocokan Rido itu mendadak berhenti ketika terdengar suara nada ponsel. Rupanya malam itu suasana cukup ramai, tidak seperti hari-hari biasa. Keduanya terlihat kaget, sangat kaget. “Kamu dimana?”. Semua yang tadi Om tawarin itu adalah tulus karena kamu adalah sahabat baik anak Om, itu gak akan berubah walau kamu menolak sekalipun…”, Om Ridwan menelan ludah. Sebagai gadis biasa, dalam hati Cinta berharap Rido adalah pangeran tampan berkuda putih yang selama ini dicarinya“Siapa yang nelpon?”. Tapi ternyata masalahnya tidak sesederhana itu, ketika Om Ridwan melanjutkan kembali kata-katanya.“Ta, Om sudah dengar cerita Om Rudi dan juga cerita dia tentang temannya yang pernah, maaf, mem-booking kamu…”. Tak lama pelayan itu selesai mencatat pesanan mereka berdua. Keduanya pun lalu saling berjanji untuk saling menutup mulut dan tidak akan membuka rahasia masing-masing.
