Saat akan berdiri, kutahan tangannya, sambil tersenyum aku berkata, “jangan ributlah, toh punya kita sama.” Suaraku menenangkannya. Bokep china Nafasnya mulai terdengar jelas berirama agak cepat.Kakinya kubuka lebar-lebar, dengan tangan kiriku kupercepat usapan di pangkal paha Ratih. Ia tak berkedip melihat tv, duduk di tepi tempat tidur, kaki kirinya di atas kaki kanannya, terlihat sedikit bergoyang.Terlihat pantatnya juga sedikit bergoyang memutar. Aku berdiri dan memutar tubuhku sambil menarik Windy untuk duduk di kursiku tadi. Kalau saja aku lebih sadar melihat peluang dan kesempatan. “Di mana ruang meetingmu?” kubertanya sambil mengajak Windy berdiri, menarik tangannya. Kupijit perlahan sekarang. “Lah emang kamu masak apa? Tapi sekarang pokoknya sepi. Huuu huuu.” Kuangkat tangannya yang dipakainya sendiri, kuperhatikan ada lendir membasahinya dan sedikit merah. “Haaah!! Terlihat bibir merah mudanya yang basah, kemeja atasnya yang ketat sekarang memperlihatkan belahan dadanya yang indah.Matanya menatapku tak berkedip.




















