Kami berciuman sebentar.Dan tanpa banyak bicara lagi, aku membereskan bajuku. Bokep barat Bisa lebih dari 20 orang kalau dimalam minggu. Itu lebih enak menurutku. Tapi sayangnya gak bisa. Bahkan kami pernah melakukan disiang bolong, ditempat umum. Akhirnya setiap hari, kami sms an. Dengan acuh nya akupun memalingkan muka dan kembali ke dalam kamar. Mungkin dia khawatir aku beneran teriak. Aku cuma mesem-mesem digoda sperti itu. Aku bilang aja, kalo emang kelakuan teteh tuh ga ada malunya, aurat diliat-liat. Lama-lama tubuhnya melemah dan aku melepaskan pelukanku. “Wadaw teteh, kirain siapa!” Kata Farel, terlihat dia sangat kaget. “Hahahahhaa, serius amat sih ngejemurnya.” Kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Hahaha, dasar cowok, pandangan mata nya hanya bisa melihat lurus kedepan. Cahaya remang-remang yang masuk ke dapur dari ruang keluarga, membantu ku melihat kontolnya yang lumayan besar dan putih.




















