Nita yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. “Memeek Nita periih.. Bokep montok eh.. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Nita, si gadis kecilku. Nita bobok saja yaa..”. Nita takut Ndoro.. mau nggak..”. diisep ya.. “Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”. “Ndoro.. suur..”
Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. croot..!”. Nita jijik Ndoro..”. “Inggih Ndoro.. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. “Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Nita sampai mau muntah..”. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. nanti Nita dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.
