Ternyata rumahnya besar dan megah sekali. Dan aku juga menempati kamar lain yang jauh lebih besar dan lebih bagus. Bokep mom Langsung disodorkan padaku. “Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah. Terus terang, aku merasa tidak enak karena diperlakukan istimewa. Meskipun usia Nyonya Wulandari sudah hampir berkepala empat, tapi memang dia merawat kecantikan dan tubuhnya dengan baik. Bahkan tiga orang pembantu wanita, menempati satu kamar. Setiap hari aku berjalan. “Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi. Aku berteduh di bawah pobon, sambil menghilangkan pegal-pegal di kaki. Dari jadi pembantu yang tugasnya membersihkan rumah dan merawat tanaman, aku diangkat jadi sopir pribadi Nyonya majikan. Terus terang, pada dasarnya memang aku tampan dan memiliki tubuhnya yang tegap, atletis dan berotot. Bahkan dari Bi Minah, yang tugasnya memasak itu aku baru tahu kalau bukan hanya aku yang sudah menjadi korban kebuasan nafsu seks Nyonya Wulandari.
