Apalagi ditingkah lenguhan dan jeritannya menjelang sampai puncak. Bokep cina tok.. Tiba-tiba, tok.. Selanjutnya aku merangkak naik. Dua lawan satu. Kau pintar sekali. Mbak Sus bicara beberapa patah kata dengan seorang tamu bersuara laki-laki. Entah mendapat dorongan dari mana kemudian aku mulai ngomong agak menyerempet-nyerempet.“Saya sebenarnya sangat mengagumi Mbak Sus lo”, kataku.“Kamu ini ada-ada saja. Sama siapa? Malu ah..”“Tapi mau mencoba kan?”
Mbak Sus tidak menjawab. Sialan, reaksinya sama saja. Seminggu tiga kali suaminya dinas malam. Sampai di kamar berbau harum itu aku duduk di tepi ranjang. ahh.. Dia sebenarnya kan mengundang salah satu, dua, atau tiga di antara kita, mungkin malah semua, untuk membantu”, kata Robin. Tahu nggak apa yang kukagumi pada Mbak?”
“Coba apa..”
“Itu..”
“Mana?”Tanpa ragu-ragu lagi aku menyentuhkan telunjukku ke payudaranya yang seperti biasa hanya dibungkus kaus.




















