Aku sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubang itu berkali-kali.“Akhhh…..akhhh…….ahhhhhh” desahan Mbak Nida mengiringi setiap tusukan jemariku.Aku ingin membuatnya terang-sang dan mencapai orgasme. Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan penisku.“Lepaskan…..lepaskan……Mbak, sekarang !” suaraku mengiringi de-sahan Mbak Nida, Mbak Nida menuruti “saranku”, diapun akhirnya mele-paskan orgasmenya,“Aaaakkhhhhh…………”“Ooorggghhhhh………” suara be-rat menandakan ejakulasiku, meng-iringi orgasme Mbak Nida. Bokep cina Kulihat di dalam ka-marnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padaku. Akupun cepat-cepat membuka pintu“Wah..sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja” Mas Arif tiba-tiba permisi. “Baik“ jawabku sambil ter-senyum. Kini sama seperti suaminya, Mbak Nida hanya bersinglet dan bercelana dalam. “Wa’alaikumussalam” suara lem-but Mbak Nida menyahut dari dalam kamar.Mbak Nidapun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka. Aku kaget, “ternyata ia marah”, pikirku.




















