Akhirnya, Hamzah pun merasakan sebuah gelombang besar yang mencari jalan keluar. Bokepindo Arline menatap wajah ndeso si sopir taksi, dia tersenyum penuh arti dan kemudian mencium keningnya. Arline memang pandai menata interior ruangan sehingga kelihatan menarik dan nyaman. Arline telah lebih dahulu bangun dan dia membangunkan pria itu. Saya menghargainya. Biarkan saya memilih dan melewati jalan yang menurut saya terbaik. Setelah beberapa lama saling menjilat, menghisap dan menikmati permainan ini, Arline beranjak dari posisinya. “Bang…sekarang yah!” katanya sambil memegang penis yang tegang tegak kaku menghadap langit-langit. Pada mulanya perlahan hingga beberapa gerakan, akhirnya Arline semakin cepat. “Hidup menawarkan banyak pilihan, Mbak.”
“Tapi saya tak punya pilihan!” sangkal Arline dengan nada suaranya meninggi.
