Marta mulai makin sering menegang, dan mengeluarkan rintihan, “Ah… ah…”
Dalam goyangan yang begitu cepat dan intens, tiba-tiba kedua tangan Marta yang sedang mencengkeram jok kursi malah menjambak kepalaku.”Aaahhh,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulut mungil Marta. film porno “Jangan Dod,” pintanya, namun dia tetap mendesah, lalu memejamkan mata, dan menengadahkan kepalanya ke langit-langit, membuatku leluasa mencumbui lehernya. “Eh! Wah, ternyata mataku malah terpana pada paha yang putih mulus dengan kaki menjulur ke depan. Sambil kutekan kepalanya di sandaran sofa, aku berbisik,
“Marta, kamu sudah kayak gini, kalau kamu teriak-teriak dan orang-orang dateng, percaya enggak orang-orang kalau kamu lagi saya perkosa?”
Marta tiba-tiba melemas. Kugunakan kelengahan itu untuk meloloskan sekalian celana pendek dan celana dalamnya dari kakinya, dan kulempar jauh-jauh. Kakinya hanya bisa meronta namun tak akan bisa mengusir tubuhku dari pinggangnya yang telah kududuki. Ah, ‘adikku’ bergerak melawan arah gravitasi. Aku berpikir bagaimana memperkosanya tanpa harus melakukan berbagai kekerasan




















