Aku hanya tersenyum, “Masih ada lain kali ya Vi”. Bokep jilbab Tanganku pun
makin sibuk melepas seluruh handuknya sehingga membuat jariku dapat dengan mudah menyelusup ke liang kewanitaannya. Pelan-pelan tanganku menarik handuknya turun sehingga terlihat payudaranya yang putih dan indah. Desahan dan nafasnya semakin tak beraturan. Akupun mencoba bangkit karena aku tak tahan melihat payudaranya yang putih. “Di simpan buat lain kali aja ya Ren”, katanya ketika nafasku mulai kembali tidak beraturan. “Ah gak kok cuma kesemutan” jawabku sekenanya sambil melirik ke arahnya. Melihat aku gelisah Evi tersenyum. Evi hanya tertawa dan kembali ke kamar mandi. “Aku mandi dulu yah, kamu mau ikut gak mandi bareng aku?”, sambil tertawa dan menyubit pinggangku.




















