Kubenamkan kepala Windy ke pangkuanku, tak kulepas saat kusemburkan energi di bawah pusarku. Belum sampai aku berdiri dari tempat tidur, Windy sudah merangkulku dari belakang dan tangannya turun ke arah bawah pusarku. Bokepindo menatapku lalu memperhatikan bawah pusarku. Meskipun siang, terasa remang cahaya yang masuk sekarang. Kuambil handukku, dan bergerak keluar kamarnya, masuk lagi ke kamarku untuk mandi lagi.“Begitu deh mas ceritanya,” bisik Windy perlahan. “Hari Sabtu begini, kantor ini biasanya sepi mas. Sambil mendekat, kubuka resleting celanaku jeansku. “Yes mas !! Kulit dalamnya yang merah muda sekarang terlihat jelas, agak berlendir.“Sudah pingin pipis?” tanyaku lagi. Geli dan nikmat langsung mengalir dalam aliran darahku saat Windy mulai memasukannya ke dalam mulutnya.Kepalanya mulai maju mundur, dan tangannya mulai melepaskan kaitan ikat pinggangku.




















