Aku membawa senampan sarapan dan kopi panas itu, kuletakkan di meja sebelah ranjang.Ah, memandang ranjang itu… kemarin aku membenamkan wajahku di sana, sementara penisnya terbenam di vaginaku… Aku tersenyum. Bokep tobrut Bagaimana aku bisa mengatakannya? Kalau dikasih madu di sini, enak ya… tapi… saya kok lemes sekarang…”
“Kak Edo… saya masakin apa buat makan?”
“Mie?”
“Bentar ya…” Selesai mandi, dan mengeringkan badan, aku bergegas ke dapur.Telanjang berbalut handuk saja, toh hanya ada kami berdua. Kak Edo belum kenal saya sedalamnya. Membuat vaginaku berdenyut. Masih merasa seperti bermimpi, yg kalau diceritakan maka akan jadi cerita cabul esek esek saru. Aku akan kembali untukmu. Karena itu… jadilah kekasihku. Mereka juga… pasti punya harapan untuk tuan, untuk… Kak Edo. Lega, rasanya lega sekali. Memuaskan laki-laki. Darah mensku nampak tdk sekental biasanya… aku menemukan ada sisa lendir Kak Edo, yg sebelumnya dibenamkan dalam. Menurunkan tubuh, sekali lagi batang itu menghujam vaginaku yg licin basah setelah
