Diana adalah seniorku semester akhir, sama2 jurusan manajemen denganku, sifatnya pendiam, banyak yang mengatakan dia judes karena jarang tersenyum, karena sifat tertutupnya inilah temannya cuma sedikit, tapi kalau sudah akrab ternyata orangnya baik dan menyenangkan. ahh!”Pinggulnya ikut berpacu menyelaraskan dengan gerakanku, yang paling enak adalah saat sentakan kita saling berlawanan arah sehingga menambah tenaga tusukanku agar menancap lebih dalam, bila sudah begitu selalu histeris tapi tidak sehisteris waktu mengagetkanku tadi. Bokepindo pelan-pelan Le, sakit.. di mulut Cici!” katanya lirih.Akhirnya kami klimaks bersama dan kusuruh dia membuka mulut untuk menyemprot spermaku. “Aduh.. tunggu dulu Le, gua masih capek, loe jahat ih!”Dengan segera kubasahi batang kejantananku dengan ludah lalu kumasukkan ke lubang pantatnya dengan paksa dan kuhentakkan biasa saja tapi dia malah menjerit histeris, “Awww.. Saya berasal dari Tasikmalaya dan sudah 2 tahun menempuh kuliah di Jakarta. Puting yang ranum itu kusedot dan kutarik-tarik dengan mulutku dan dada kanannya










