Kebetulan sekali malam itu suami Nyonya Wulandari datang. Bokep Saat melihat buku tabungan, aku tersenyum sendiri. Aku berteduh di bawah pobon, sambil menghilangkan pegal-pegal di kaki. Betapa tidak, ternyata Nyonya Wulandari tidak pernah puas kalau hanya satu atau dua kali bertempur dalam semalam. Saat itu kedua mata Nyonya Wulandari terpejam. Bahkan jari-jari kukunya yang tajam dan runcing mulai mengkoyak kulit punggungku. Karena aku harus selalu mendampinginya, tentu saja Nyonya membelikan aku beberapa potong pakaian yang pantas. Sejak bekerja di rumahi ini dan menjadi sapi perahan untuk pemuas nafsu Nyonya Majikan, tabunganku di bank sudah banyak juga. Dadaku berdebar menggemuruh tidak menentu. Terus terang, pada dasarnya memang aku tampan dan memiliki tubuhnya yang tegap, atletis dan berotot. Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku bergegas meniggalkan rumah itu. Terkadang ada juga mobil yang minta diperbaiki. Dan dan bibirnya yang selalu memerah dengan bentuk yang indah dan menawan, mengeluarkan suara desisan




















