Badanku yang besar seolah-olah menenggelamkan badannya yang mungil. “Mas, boleh pinjam majalahnya?” ia bertanya sambil mendekat mengambil Matra tadi. Bokep china Aku sebenarnya mau massage, tapi nggak enak sama Della. Kulihat jam dinding menunjukkan jam setengah sebelas. “OK, jadi begini, Mbak nginap di hotel. Seorang wanita berumur tiga puluhan. Nafasku mulai memburu. Aku sendiri belum hafal Kota Jakarta.Apalagi malam hari. Kutatap dia dengan tajam. Beberapa menit kemudian kami sudah sampai di sebuah hotel di kawasan Matraman. Mbak nginap saja di hotel, besok pagi baru berangkat ke Ciawi. Kulempar senyum dan iapun membalas sekedarnya. Kami masih bicara ke sana ke mari, sampai akhirnya kami merasa mengantuk. “Sudah malam, nggak enak dilihatin orang nanti”. Kubaca Matra Edisi Khusus yang kubeli di book store. Toh aku tidak berniat memacarinya. “Ke Jakarta?” tanyaku. Akh. “Mas.. “Apoteker yang punya obat-obatan lengkappun masih mengandalkan Tabat Barito. Belum sempat beresin. Kebetulan saya masih ada kelebihan












