Aku terus menggesek-geseknya, terutama jika ada jalan berlubang seiring dengan lompatan becak itu. Bokep barat Bagaimana denganmu?” bisikku merapatkan bibirku ke telinganya agar ucapanku tidak kedengaran orang yang ada di belakangku. Dalam hatiku mungkin ia mau kencing, namun harapanku semoga ia mendatangiku. “Jadi ikhlas nih mau temani aku, nggak bakal ada yang marahin hi..hi”. Lantainyapun terdiri dari belahan-belahan bambu yang tingginya sekitar satu meter dari tanah, sehingga orang bisa masuk ke kolomnya. Kini akupun sudah bugil total, sebab sejak tadi aku memang sudah buka baju karena ada selimut. Persahabatanku dengan para wanita teman kuliahku cukup luas dan akrab serta tidak sia-sia, sebab mereka tidak jarang membantuku dengan membelikan rokok atau memberikan uang pembeli rokok, bahkan seringkali mentraktirku di warung-warung sehingga aku tidak perlu lagi memasak ketika pulang ke rumah. Harapku dalam hati.“Bagaimana Kak Dit, nggak keberatan ngantarku. kok buang hajatnya terlalu lama, jangan-jangan mencret-mencret, ada obat di rumah”
