Sopir menepikankendaraan persis di depan sebuah salon. Toh masih ada hariesok.Aku bergegas naik angkot yang melintas. Bokep tobrut Si Junior tibatiba juga ikutikutan ciut.Tetapi, aku harus berani. Lha wongMbak Wien menutupi wajahnya begitu. Pasti terburuburu. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.Badannya berbalik lalu melangkah. Sudahlah.Masih ada esok. Tapi ia masihberjongkok di bawahku.Yang ini atau yang itu..? Mobil melaju. Sambil menjawab telepon di kursi iamenunggingkan pantatnya.Ya sekarang Sayang..! Napasnyatersengal. Ciut. Tunggu apa lagi. katanya menggoda, menunjukJuniorku.Darahku mendesir. Aku lupakelamaan menghitung kancing. Sekarang hitung penumpang angkot dansupir. Akumembayangkan dapat menjepitnya di sini. Ia sudah membereskan peralatanpijat. Masak tidak ada yang bisadibicarakan. Yes. Oh.., aku hanya dapat menunduk,melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari diruangan sempit itu. Tetapi tidak lama, suara pletakpletokterdengar semakin nyaring. Tidak perludiantar. Dari jarak yang dekat ini hawa panastubuhnya terasa. Sopir menepikankendaraan persis di depan sebuah salon.




















