Mama, aku, Mimi, dan Toni, rutin bawa partner sex kemari. Bokep cina Setelah bercerai, rumah kami yang megah jadi seperti rumah bordil aja deh. “Baru pulang Tom?” kata Willy menegurku. Jangankan membelikanku mobil, sepeda motor aja Papa enggak bisa. Apalagi usianya enggak jauh dariku. “Eh, Tom. Gila! Batangnya gemuk, segemuk botol coca cola yang sedang dipegangnya. Pantes aja Mama paling demen ama dia dibandingin ama gigolonya yang lain,” kata Mimi padaku suatu hari. Disana berdiri si Willy. Yang pasti sepanjang jalan menuju kamarku, pikiranku dipenuhi dengan kontol si Willy yang luar biasa itu. Aku bukan gay. Di usianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Tapi males ah. Ck.. Lalu disuruhnya Mimi membuka mulutnya lebar-lebar menyambut tumpahan sperma Willy yang deras. Namun, yang namanya rezeki memang enggak kemana. Ada apa denganku ini?




















