Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. OK?”Aku mengangguk. Bokep Hisap Jhony!”Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku selalu duduk persis di depannya. Hisaap!”Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”.Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Kulepaskan klip tali sepatunya. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Telapaknya menginjak kursi. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.“Ooh, ooh, Jhony! “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.Aku merinding.
