Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku menutup kaca angkot. Bokep ojol Ayo. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.“Mbak Hawin..,” gumamku dalam hati.Perlu tidak ya kutegur? Aku membayangkan dapat menjepitnya di sini. Ah. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku.Ke mana ia? Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang pahaku. Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari. Lihatlah ia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya.Apalagi yang dapat tertinggal? Dan kubuka celana pantai. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Tapi eh.., seorang penumpang pakai kaos oblong, mati aku. Dadaku mulai berdegup lagi. Pijitan turun ke perut.




















