Dia juga merasakan hal yang sama denganku, namun dia mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang dialaminya. Bokep cina “Baang.?” panggilku menghiba. Itu juga udah ampir gak muat. Aku membersihkan badanku yang basah karena keringat habis digeluti bang Frans tadi. “Makasì banyak bang, eh abang namanya sapa ya”‘
“Frans”, jawabnya sambìl menìnggalkan salon. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutku di saat lidahnya menjulur menikmati leherku yang jenjang,
“baaang….”. Aku menyentuh Penisnya dari luar CDnya, lalu kuplorotkan CDnya. Mataku terpejam menikmati usapan tangannya. Pinggulku perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang kualami. Dia membelai punggungku lalu turun meraba pantatku yang montok. Tak lama kemudian, sampailah kami di satu rumah. Aku mendapat tugas mencucì rambutnya, kemudìan stylìst memotong rambutnya.




















