Agak ragu-ragu juga aku memutuskannya. “kalau gitu, gue duluan ya Prit,, gue kan abang lo”. Bokep jilbab Tadinya, aku berencana untuk menolaknya tapi tiba-tiba Mbah Centeng sudah merogoh-rogoh vaginaku lagi sehingga nafsu biarhiku muncul lagi. “200% yakin dah”. Selama terus menggenjotku, tangannya meremas-remas kedua payudaraku dan memilin-milin putingku, juga dia terus mencumbuku seolah aku kekasihnya yang sudah berpuluh-puluh tahun tak bertemu. “iya, tapi gue harus nyemprotin peju gue ke dalem memek lo supaya tuh bayi bisa keluar”. “maksud lo?”. “Vina,,tunggu”. “sip non, beres, non mau makan sekalian?”. “yaudah, ntar malem kita dugem yuk”. Entah sudah berapa kali aku orgasme, mungkin lebih dari 4 kali karena setiap kali Mbah Centeng memompa penisnya ke dalam vaginaku terdengar bunyi kecipak air yang sangat kencang menandakan kalau vaginaku sudah sangat becek.




















