Aku nunggu aja di sana, kataku sambil menunjuk ke celah seperti gua di tebing batu karang.Reni mengangguk dengan senyum. Bokepindo Sementara gejolak birahiku semakin menggebu-gebu ketika tanganku sudah menyentuh rambut tebal di balik celana dalam Reni.Aku sudah prepare. Lalu aku duduk di sampingnya, sambil berkata, Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya sekarang. Sekarang kita kan sudah gede. Nanti kita lanjutkan di rumah. Tapi suara ombak berdentum-dentum terus memukul batu-batu karang yang berderet di sepanjang pantai.Reni pun menuju ke balik batu karang besar dan menanggalkan gaun merahnya di sana. Jadi seharusnya Reni memanggil Bang atau Mas atau Kang dan sebangsanya.Tapi kami sudah terbiasa saling panggil nama saja. Tidak ada sebutan Bang atau Kak. Jelas benar ada dua titik menonjol di dadanya, karena terdorong oleh kedua puting payudaranya.Dan yang membuatku lebih berdebar-debar lagi, ada yang menghitam di bawah perutnya, berbentuk segitiga terbalik….ooo….itu pasti rambut kemaluan Reni….!Aku jadi salah tingkah.
