Ketika ia tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak aku menyodokkan kemaluanku ke depan dengan cepat dan keras. Pantatnya diangkat. Bokep hijab Kami bersetubuh sampai pagi, sama-sama tidak menyia-nyiakan kesempatan membagi rasa nikmat hubungan kelamin satu sama lain.Pagi hari, Mei dan Yen kembali. Tangannya memelukku seerat-eratnya. Setelah menarik nafas beberapa kali, aku mendorong pintu yang tidak terkunci. Dewi tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. “Jelas dong”, sahutku. Begitu juga karier. Gimana?”
“Setujuu..!!” sahut Mei, Yen dan Fenny.Aku hanya tersenyum bangga. Seperti biasa, kalau sudah ada janji pintu depan tidak dikunci. Aku mendingan mandi, deh! Lidahnya begitu lihai mempermainkan kemaluanku itu. Tanganku melingkari kedua pahanya lalu kuarahkan kemaluanku ke lubang kenikmatannya.Perlahan-lahan ujung kemaluanku yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobosi kemaluannya. Sebentar lagi pasti giliranku.” Rupanya ia mengobrol dengan Mei dan Yen lewat telepon.Rasa bangga menjalari kepalaku mendengar ucapan Dewi itu.




















