Sekali lagi aku mandi di malam yang dingin itu. Aku sadar tubuhku yang terbuka telah membuatnya terangsang. Bokep STW Aku sepertinya semakin gila. Ohhh, Pak Marsanhhh…”
Dari menolak aku menjadi meminta! Sebut saja namanya Pak Marsan, satpam yang kerap mengawalku dengan sepeda motor bututnya yang mengiringi mobilku dari belakang hingga ke depan halaman rumahku untuk memastikan aku aman sampai ke rumah. Tanpa rasa jijik sedikitpun, lidah Pak Marsan kini mempermainkan lubang anusku. “Yach…itu lah pak… dari materi memang kami tidak kekurangan, tetapi dalam hal yang lain mungkin kehidupan Yu Sarni lebih bahagia.”
“Mmm maksud ibu…” tanyanya terheran-heran. Aku yang semakin gelisah sibuk mencari-cari akal bagaimana menundukkan Pak Marsan yang tentu saja tidak mungkin berani untuk memulai karena aku adalah bosnya di kantor. Setelah beberapa lama, dengan halus kubelai tangan Pak Marsan dan kulepaskan cengkeramannya dari kepalaku. Suatu hari, saat aku selesai lembur.




















