Dewi berusaha mencengkram sofa menerima tusukkan ku, sambil berdesah kencang dan matanya juga merem melek,“Ohhhh… Terus… Genjot terus mas, jangan stop. Bokep hijab Dengan aku tak duga diapun menjawab,“Ya sudah tenang saja mas Handoko, aku pastiin nanti malam mas nggak akan kesepian.” aku tersenyum dan mengerti maksud nya. aku masih belum puas, gairahku masih belum terpenuhi. Bapak Udin datang menghampiri aku dan beramah tamah. Dewi menekan kepalaku ke dadanya“Ahhh… Enak banget masss…” Ada kira-kira 5 menit mulutku bergerilya didadanya Dewi. Bagiku yang berasal dari keluarga berada, dangdut kuanggap sebagai hiburan kelas rendah. Muncullah pikiran-pikiran di kepalaku membayangkan keelokan badan Dewi ini.Para penyanyi pun bergilir pentas sendiri-sendiri, dan disaat giliran Dewi, aku tak melepaskan pandangan aku sedetik pun dari dia. Tentu saja aku masih belum puas, dan langsung aku balikkan badannya ke sofa.




















