Kakak Tiriku Ngotot Minta Aku Ngewein Mulutnya

Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Bokepindo Aku tidak berpakaian kini. Apakah perlu menhitung kancing. Aku tersetrum. Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Tidak pasang wajah perangnya.“Kayak kemarinlah..,” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.Begitu kebetulankah ini? Menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon. Betisnya mulus ditumbuhi bulu-bulu halus. Membuang napas. Aku duduk di belakang, tempat favorit. Angin menerobos dari jendela. Mbak Wien merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon. Lama sekali ia memijati pangkal pahaku. Ia malah melengos. Bayar arisan. Ia menekan-nekan agak kuat. Kalau potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita.

Kakak Tiriku Ngotot Minta Aku Ngewein Mulutnya

Related videos