Batinku bersorak. Dia memakai daster dengan kancing yang berderet dari atas ke bawah.Kubuka kancing dasternya satu per satu mulai dari dada terus ke bawah. Bokep Bisa juga mengira aku maling. kalau itu sih iiiya Dik Budi” jawab Bu Tadi agak kikuk. Aku nggak tahan lagi, kuciumi, kukulum pentilnya, kubenamkan wajahku di kedua buah dadanya, sampai aku nggak bisa bernapas.Sementara tanganku merogoh kemaluannya yang berbulu tebal. Tapi nggak malam-malam lho.” Bu Tadi setuju. Rasanya lebih rileks dan tidak sumpek, serta penisnya biar mendapat udara yang cukup setelah seharian dipepes dalam celana dalam yang ketat.Waktu menunjukkan pukul 22.00. Istriku juga dengan penuh gairah menerima coblosanku. Biarlah aku ronda sendiri tidak ada masalah.Karena memang belum mengantuk, aku jalan-jalan mengontrol kampung. Aku ketok kaca nako kamarnya. Siapa tahu bulan depan berhasil”, katanya menghiburku.“Ya mudah-mudahan.




















