Aku pun mencoba menguping.“Apa yang harus aku lakukan?….Apa…”Aku menunduk, mungkin mbak Dewi kaget setelah pengakuanku tadi. Mbak Dewi merenung di sofa. Bokep cina Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Dewi bahwa perasaanku serius.Hari-hari berlalu. Jadi tadi mbak Dewi ke kamar ganti baju sambil melepas CD-nya.“Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat”, katanya.Aku lalu benar-benar menciumi kewanitaannya. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.“Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.Ia memegang penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Sebab ia kelihatan muda. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Tapi saudara tiri. Sebab aku tidak suka mereka. Apalagi ia adalah bibiku sendiri.
