Begitu ramainya sampai akhirnya halaman depan rumahku dijadikan pangkalan ojek. Kurendahkan tubuhku, kini aku telungkup di atas badannya. Bokep montok ”Si cantik itu menjawab pelan, tetap menunduk Sara:
“empat belas tahun, Kakek”. Ada masalah apa Cah Sara?” aku sekarang duduk di kursi di depannya, dibatasi meja yg penuh segala pernik perdukunan. ad..uuh.. Akhirnya aku tertarik juga. Aku mendeham:
“belum Cah Sara” kataku:
“Aku bilang semuanya. Harus ada cara supaya dia terangsang, pikirku. Sekali lagi aku memercikkan air bunga dari gelas ke bagian yg ditunjuknya, dan mendekatkan mulutku ke belakang telinganya. Buah dadanya putih sekali, menggelembung di belakang bra yg tampak agak kekecilan itu.(baru 14 tahun kok sudah besar banget ya? ”Masuk, Cah Sara” kataku dgn suara berwibawa. jangan.. gelii sekali.. rasanya ada yg berteriak-teriak di balik celanaku..Sompret tenan, pikirku. Tapi melihat anak secantik ini, waduh, kok tiba-tiba..
