Pena dengan tinta cair. Sungguh suatu pemandangan yang mengerikan buatku tetapi sepertinya itu membuat mereka bertiga sangat kesenangan. Bokep mom Merry masih terdiam saja dengan perlakuan itu. Usahanya hanya untuk menekuk lengan nya saja tidak bisa, sehingga ketiaknya tetap saja terpentang dengan lebar, membuat leluasa Wok yang terus menggelitik bawah lengannya.“Hayoo…mau nangis lagi….kitik kitik kitik kitik……sllruupp…cup..cupp..muuaahhh”. hahahahaha….asyik kan…hayoo…mau apa kamu…kitik kitik kitik kitik…..kitik kitik kitik kitik”, seloroh Wok menggoda Merry sambil tak henti hentinya menggelitiki tubuhnya.Darahku sudah naik keatas kepala rasanya melihat kejadian itu. Dengan sekali sentakan daster itu direnggutkan dari bawah punggung Merry dan dicampakkan ke lantai. Tetapi percuma karena ikatan itu begitu kuatnya. Iya betul…..kayaknya aku mengenal orang itu, orang yang selama ini aku tau pernah menjadi tukang parkir di kantorku. Dengan tak diduga wok kembali memungut pena bulu elang itu.
