Aku tengok Bu Diah udah enggak ada disampingku, aku masih telanjang.“Selamat pagi, sayang”, kata isteriku.“Cape kerja ya, habis lembur tiga kali sich, tapi enak kan”, kata dia lagi sambil menaruh nampan di meja kecil samping ranjang.“Sekarang jam berapa>”, tanyaku.“Jam setengah tujuh. Bokep aku pompakan kontolku keras sekali ke liang sanggama isteriku.Sudah lama aku enggak menyetubuhi Nuniek, isteriku, dengan buas. Aku tengok Bu Diah, tubuhnya yang mulus telanjang bulat juga masih tergeletak disampingku. Isteriku keluar, aku masih tiduran dan merenung. Darahku tersirap tapi aku masih mau memberikan kepuasan mataku untuk menikmati pemandangan langka ini. Nafsuku memuncak, tangan kanan meremas gundukan vagina Bu Diah, dia mendesis, aku gesek belahan merah ditengahnya dengan jari tengahku, aku usap-usap pelan-pelan, sedikit naik aku sentuh itilnya yang lembut, aku permainkan dengan belaian lembut. Isteriku keluar, aku masih tiduran dan merenung. Isteriku gila juga, kontolku dipegang, dikocok-kocok, pelerku diremas-remas, dikulumnya kontolku, dijilat-jilat dengan lidahnya




















