Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. film porno Keberuntungankah? Juniorku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Ia tidak membalas tapi lebih ramah. Aku masih mematung. Tunggu apa lagi. Dadaku mulai berdegup lagi. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Bicara apa? Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Aku masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Payudara itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang. Yes.., akhirnya. Aku meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Ayo. Tidak pasang wajah perangnya.“Kayak kemarinlah..,” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.Begitu kebetulankah ini? Aku tidak tahan. Aku makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.“Halo..!” suara itu mengagetkanku.
