“Itu kado spesial dari Tante,” katanya lembut. Tapi kata Tante Ning, kali ini aku harus sabar. Bokep jilbab Benar-benat lezat. Please…, yaaaahhhhhh ”Beberapa menit kemudian, aku merayap lembut menuju perut Tante Ning, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Ternyata itu memang disengaja oleh Tante Ning karena posisi begitu lebih menguntungkan aku. Yang jelas, kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat. “Nggak ada uang,” jawabku asal-asalan. Cuma Tante Ning yang tidak. Tapi kata Tante Ning, kali ini aku harus sabar. “Ya nanti dong!” “Nggak sabaran nih!” “Pulang aja sekarang kalau nggak sabar. “Bilang dong…” suara Tante Ning semakin lembut. Aku mencium dan meremas-remas seperti tanpa rasa puas. Tapi kata Tante Ning, dia justru malu telah menjerumuskan aku.“Tapi aku nggak nyesel kok, Tante…,” kataku.










