Ya ampun. Bokep montok Lelaki itu tertawa-tawa kegelian, dan senang karena bisa membuat istrinya terdesak dalam perdebatan. Wanita sensual ini tadinya hendak menghapuskan gerakan ini dari acting-nya. Ia senang sekali tertancap menjadi satu seperti ini. “Aku nyerah, Yang.., Please jangan pakai baju lagi..” kata Bari betul-betul penuh dengan permohonan yang tulus.Surti tertawa cekikikan mendengar ucapan suaminya. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis menggoda. “Sabar, Yaang..” bisik Surti sambil menahan tawa karena melihat Bari seperti bayi kehausan mencari-cari puting susunya. Rasain!, sergahnya dalam hati, biar dia betul-betul kepengin! “Baju kamu nanti lecek, Yang!” sergah Surti melihat suaminya seperti kesetanan. Kedua kakinya membentang seluas mungkin lalu naik memeluk pinggang Bari, mengunci tubuh mereka dalam sebuah persatuan yang menggairahkan. Bari berkali-kali menengok, kuatir jangan-jangan istrinya meninggalkannya tidur. Kedua kakinya membentang seluas mungkin lalu naik memeluk pinggang Bari, mengunci tubuh mereka dalam sebuah persatuan yang menggairahkan. “‘Makan’, yuk!”, bisik Bari sambil menelusupkan kepalanya lebih
