Tiba-tiba tanganku ditepis.“Jangan mas… malu”“Ck.. Bokepindo PELINDUNG DAN PENJAGASebelumnya aku pernah dengar kalau pemandian air hangat yang kutuju ini banyak orang yang mandi telanjang. Dua lelaki masuk. monggo mas…”Mereka berdua berdiri lalu berpakaian tanpa mengenakan celana dalam lagi. Sepi, dan airnya tidak sekencang di ruang sebelah. Jadi kalau mas mas ini berdua mandi dengan bertelanjang bulat, aku haruslah bijak, tidak boleh berpakaian karena mungkin akan menyinggung adat dan kebiasaan mereka. Sejuk lebih tepatnya.“Dua ribu mas parkirnya sekalian…” ujar tukang parkir.Kuulurkan uang dua ribuan.Tempat pemandian itu sangat sederhana, hanya tembok segi empat dengan lubang berbentuk kotak sebagai pintu yang ditutup tirai seadanya. Pandanganku agak kabur lalu jelas lagi. Namun lebih banyak di dekat gunung berapi yang tidak lagi aktif.“Mas ini dari mana, mas?” Orang di sebelahku memulai percakapan.Ramah juga orang ini.
