“Biarin.. Bokep Kukatakan padanya aku ingin bertemu, Aa hanya menanggapinya dengan sebuah suara tawa yang meledekku. Pelan-pelan kubawa jari-jemari Aa ke bibirku dan menciumnya lembut. Di dekapnya kepalaku erat-erat. Namun sebelum Aa menyelesaikan tawanya, aku memberi nomor telepon di hotel tempatku menginap. Valen udah nggak tahan lagi?!” pintaku parau pada Aa. “Biarin.. Kucubit lengan Aa mesra. Kukatakan padanya aku ingin bertemu, Aa hanya menanggapinya dengan sebuah suara tawa yang meledekku. Semburat rona merah akibat rasa malu yang melandaku tak bisa kutahan. Tapi kebanyakan sih Aa selalu menggodaku. Beberapa saat kami saling meneliti lekuk tubuh masing-masing.“Kamu terlihat begitu cantik Val, tidak sama seperti yang di photo yang kamu kirimkan!” Aa menggodaku perlahan. Dengan bermodalkan photo yang dia berikan padaku, aku melihat satu persatu tamu yang memasuki hotel, namun sampai jam delapan malam, Aa tidak datang. Ah.. Kucubit lengan Aa mesra.
