Nia diam saja saat kumasukkan tangaku ke dalam bajunya. Mungkin kalian pernah merasakan (paling tidak sekali) serius menjalin hubungan dengan seseorang, dan begitu pula aku. film porno Saat itulah tiba-tiba aku melihat sebuah kepala muncul dari balik buku yang kupegang.“Nia?” seruku tak percaya. Yah, sedih sekali, sampai menempelkan kepalaku di pahanya. nggak apa-apa. Ah, aku sendiri heran, mengapa perpisahan yang kali ini membuatku sedikit sakit hati. Akhirnya Nia tertawa mengiringiku, dan mengenakan baju dan celananya kembali. umm.. Ahh.. Gila, aku tahu kamu protes atas ucapanku, hahahaha. Mendadak saat itu aku ingin menelepon Enni dan meminta maaf.—————————————“Ray..?” “Ah, sorrie..” sahutku cepat. Masa bodoh.“Ahh..” kudengar ia menjerit kecil saat kutekan-tekan ujung kemaluanku ke liang kemaluannya. Kami berdua tanpa terasa saling berpelukan, tertawa-tawa, membiarkan adegan tak senonoh itu dilihat orang di sekitar kami. Cukup lama dan melelahkan untuk berpura-pura seperti itu.




















