Aku mengambil tempat satu sekat kursi dari tempat ia duduk. Bokep arab “Aku…aku ingin melihat..,” bisikku tanpa memandang wajahnya. Baju-bajuku masih berserakan di lantai. Ia lalu meraih leherku, melingkarkan kedua betisnya di pinggangku. Pelukannya di leherku terlepas. Tak berapa lama kemudian aku sudah duduk dalam keadaan telanjang bulat. Secara otomatis, jemariku mulai meraba dan menjelajahi bagian terintim dari tubuhnya. Kulihat lehernya yang putih bergerak-gerak saat ia menghabiskan setengah dari isi gelasnya. “Tenang,” bisiknya. “Tenang,” bisiknya. Ia terkekeh. Tapi begini,” katanya seraya menurunkan lenganku yang terangkat. Kamu akan mengantarku pulang, bukan?”
“Tentu saja. Nafsuku sudah sampai ke ujung. Lalu ia tertawa. Kali ini senyumnya melebar. Ia mengerang lagi. “Aku..,” desahku lagi. “Suasana yang tak menyenangkan, kurasa,” ucapnya. Rasa lemon bercampur aroma wewangiannya. Aku tak punya alamat, tak punya nomor telepon yang bisa kuhubungi untuk mencapainya. Ia mencium bibirku. “Kamu bisa menikmatinya, selama kau mau,” kudengar ia berkata.




















