“Maaf,” kataku, “aku tak bermaksud…”
“Kamu masih perjaka,” bisiknya memotong sambil tersenyum. Bokep montok “Sori,” bisikku sekali lagi. Kelelahan sudah merasuk ke dalam tulang sumsumku. Kusentuh buah dadanya dengan jemariku, lalu kususupkan ke balik bra-nya. Tuduhan semacam itu tidak kusukai. Semua yang sudah kulalui. Ia membalas pagutanku dengan gerakan mengulum yang lembut. “Tidak apa-apa. Kurasa ia sibuk memikirkan tentang semua ketidaknyamanan yang telah kutimbulkan, sementara aku sendiri mungkin terlalu malu untuk memulainya. Bibirnya mengeluarkan suara erangan. “Hey !” seruku. Secara otomatis lenganku terangkat dan memeluknya. Rasa lemon bercampur aroma wewangiannya. Kesadaranku sudah nyaris hilang. Pinggulku bergerak dan bergerak, pori-poriku meresapi semua kenikmatan yang bisa diraihnya. “Kamju sudah pernah melakukannya?”
“Uh, apa? “Shall we dance?” katanya, membuat tawaku berhenti. Saat aku bergerak hendak bergeser, jemarinya meraih lenganku.




















