Nampaknya dia berani juga. Bokep colmek Rumahku emang gak jauh dari toko, sekitar 4 KM. Ahmad bangun dari duduknya dan membantuku berpakaian, kekagumannya belum habis pada tubuhku, pantat, tetek, memiaw (yang belum waktunya dia rasakan) semua dia raba dan pegang. Hanya ada 2 orang cowok jaga di pompa premium. “Iya saya tau kok mbak, mbak orang terhormat”, jawab pak Abdul. Sial bandot tua ini. Hujan bertambah deras, membasahi seluruh bajuku karna sengaja aku g pake jas hujan. “Iya pak Abdul kan orang baik-baik saya percaya”, kataku. Tanpa menunggu konfirmasi dikeluarkanya tongkolnya yang coklat panjang. “Berteduh disini dulu aja ci nunggu ujan reda”, kata yang muda dengan nada agak gemetar.




















