Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Bokep Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Ia tdk melanjutkan kalimatnya.Aq tersenyum. Masak tdk ada yg bisa dibicarakan. Shit! Ia menekannekan agak kuat. Ia menikmati, tangannya mengocok Penis.Besar ya..? Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Pasti terburuburu. Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Ia sudah membereskan peralatan pijat. Ya.Lalu aq menuju ruang yg kemarin. Padahal, wajah wanita setengah baya yg di lehernya ada keringat sudah terbayang. Haruskah kujawab sapaan itu? Toh masih ada hari esok.Aq bergegas naik angkot yg melintas. Aq tdk ingat motifnya, hanya ingat warnanya.Mau dipijat atau mau baca, ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku,
Ayo tengkurep..!Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Aq tertipu. Ada sekatsekat, tdk tertutup sepenuhnya. Hitam. kataku.Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah.
