“Enak.. “Pinggulnya angkat dulu dong, mas..! Bokep Windu mengangkat pinggulnya agar si mungil lebih leluasa mengurut benda keramat itu. “Mau langsung pijit…? Baru kali ini batang kemaluan itu merasakan sentuhan tangan lain, selain tangannya. “Sempat lihat yang duduk-duduk tadi, pak? Entah mengapa panggilan “mas” itu membuatnya terangsang. Windu terduduk lemas dengan wajah pucat pasi. Perlahan ia bangkit dari tempat tidur lalu mengambil sesuatu dari tasnya. Ia berjalan secepat mungkin, setengah berlari, sampai akhirnya lelah sendiri. Sesekali ia menambahkan lotion.“Wah, hebat juga si mungil ini..” Windu mulai bisa menikmati pijatan di punggungnya. Perlahan ia bangkit dari tempat tidur lalu mengambil sesuatu dari tasnya. Ada yang berbisik-bisik sambil tertawa. “Mau yah, mas… dijamin deh…”
Dada Windu kembali berdebar tidak menentu. “Celananya, Titi lepas yah mas… Nanti kotor lho kena lotion!”
“Mas… ia memanggil mas..!” dalam hati Windu. “Bangsat! Nah, yang itu, Titi, anak Sukabumi… Kalau untuk servis ekstra, Titi ini jagonya.




















